Kamis, 31 Mei 2012

Aurora di atas selatan Australia


Mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman kami dan rumah kami di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) adalah pahit setelah hampir enam bulan di ruang angkasa. Meskipun Andrey Borisenko, Alexander Samokutyaev dan saya sangat ingin kembali ke Bumi kita yang indah, kami ingin menikmati saat-saat terakhir kami karena kami mengambil beberapa lap di sekitar Oasis Fragile kami sebelum datang kembali ke bawah. Hari ini, 21 November 2011, kami menantikan kehadiran crewmates kami Mike Fossum, Sergei Volkov dan Satoshi Furukawa saat mereka datang "Down to Earth" setelah setengah tahun mereka onboard Stasiun Antariksa Internasional. Allah Kecepatan & Welcome Pria Depan! Terima kasih Peter Gabriel untuk memungkinkan musik untuk menemani kita semua. Perfect!


Tentang Video ini
Time-lapse video seperti yang satu ini adalah tentang sedekat kita bisa datang untuk menunjukkan apa astronot lihat di ruang angkasa. Berikut adalah cara ini terjadi.

Sekitar enam minggu sebelum saya kembali ke Bumi dari Stasiun Antariksa Internasional, saya menerima Email dari Katrina Willoughby, yang merupakan salah satu instruktur fotografi kita. Dia menyarankan untuk memberikan selang waktu fotografi mencoba. Saya tidak mencoba selang waktu namun karena saya berlebihan bagaimana sulitnya untuk menangkap gambar besar, dan fotografi selang waktu saya lihat sampai saat ini sepertinya tidak mengesankan seperti gambaran masih kita sudah memakai dengan beberapa peralatan yang baru atas kapal.

Satu atau dua hari setelah menerima email Katrina, saya menyiapkan kamera Nikon D3S di kubah (observatorium berjendela kami kapal ISS). Saya mengambil beberapa gambar praktek, bermain dengan pengaturan kamera sampai keadaan tampak tentang benar. Saya kemudian mengatur kamera agar mengambil sekitar 500 gambar pada 3-detik interval (rincian lebih lanjut tentang pengaturan kamera yang di bawah). Ketika saya melihat hasil, saya sangat senang bahwa saya tidak bisa tidur!

Sumber:   By Ron Garan 

Sabtu, 26 Mei 2012

Misteri Pesawat jatuh Gunung Salak

Misteri menyelimuti kecelakaan Gunung salak,Gunung Salak berdiri dengan anggun di wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Banyak pecinta alam mengungkapkan kekaguman atas keindahan gunung ini dengan cara melakukan pendakian. Namun di balik kecantikan gunung setinggi 2.221 meter ini sederet kecelakaan pesawat berujung maut terjadi di sini.

Beberapa sumber mengaitkan ini sebagai hal mistis,karena Disini sering Terjadi kecelakaan yang merenggut korban jiwa ,bahkan Mulai tahun 2009 deretan kecelakaan terjadi di sekitar Gunung salak,apakah Gunung salak Mencari Tumbal… terselubung akan sedikit membahas kilas balik deretan kecelakaan Mulai dari tahun 2003 ,mistis tidaknya gunung ini tergantung anda yang menilainya.

Beberapa kecelakaan pesawat yang pernah terjadi di sekitar Gunung Salak antara lain:


1.Helikopter Sikorsky S-58 jenis Twinpac

Helikopter Sikorsky S-58 jenis Twinpac dengan nomor H-3408 milik TNI Angkatan Udara jatuh di areal kebun kacang dan tanaman singkong di dalam pangkalan udara militer Atang Sanjaya, Bogor. Pangkalan udara ini terletak di kaki Gunung Salak. Tujuh anggota TNI AU, yakni dua penerbang dan lima kru mekanik tewas seketika setelah helikopter buatan Amerika pada 1970 itu terhempas.


2.Pesawat Cessna 185 Skywagon
Pesawat Cessna 185 Skywagon jatuh di Danau Lido, Cijeruk, Bogor. Atlet terjun payung bernama Edy Cristiono tewas dalam peristiwa itu.


3.Pesawat Cassa TNI AU A212-200
Pesawat Cassa TNI AU A212-200 jatuh di kawasan Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. 18 Penumpang tewas akibat kecelakaan itu.


4.Sundowner
Pesawat latih jenis Sundowner jatuh di daerah Tenjo, Bogor, Jawa Barat. Saat itu instruktur penerbang Nicholas Burung meninggal tak lama setelah kejadian, dalam perjalanan ke rumah sakit.
30 April 2009

5.Heli Puma
Kecelakaan pesawat TNI kembali terjadi. Heli Puma milik TNI AU jatuh di kawasan Lanud Atang Sendjaja, Bogor. Dalam kecelakaan tersebut, 2 tentara mekanik tewas, sedangkan pilot Mayor (pnb) Sobic Fanani dan kopilot Lettu Wisnu, serta tiga anggota TNI lainnya mengalami luka.


6.Pesawat Sukhoi Superjet 100
Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang sedang melakukan joy flight hilang kontak di kawasan Gunung Salak, Bogor, 9 Mei 2012. Sehari setelahnya dipastikan pesawat buatan Rusia itu jatuh di lereng Gunung Salak. Badan pesawat pecah berkeping-keping. Dalam pesawat tersebut, terdapat 45 penumpang, 8 di antaranya merupakan kru asal Rusia.

9 Mei 2012

Tak hanya pesawat, manusia yang sedang mendaki pun ‘hilang kontak’ di kawasan Gunung Salak. Pada April 1987 lalu, tujuh siswa STM Pembangunan, Jakarta Timur, ditemukan tewas di kawasan gunung itu. Mereka terperosok ke jurang di Curug Orok yang memiliki kedalaman sekitar 400 meter di punggung gunung.


Dari Wikipedia, Gunung Salak lebih populer sebagai ajang tempat pendidikan bagi klub-klub pecinta alam, terutama sekali daerah punggungan Salak II. Ini dikarenakan medan hutannya yang rapat dan juga jarang pendaki yang mengunjungi gunung ini.


Gunung ini memiliki jalur yang cukup sulit bagi para pendaki pemula. Hal ini dikarenakan di jalur yang dilewati jarang ditemukan cadangan air. Meski tergolong sebagai gunung yang rendah, tetapi Gunung Salak memiliki keunikan tersendiri baik karakteristik hutannya maupun medannya.


Rabu, 23 Mei 2012

Penyebab Sukhoi Superjet 100 jatuh


Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) menyatakan saat Sukhoi Superjet 100 menabrak tebing Gunung Salak tanggal 9 Mei pukul 14.33 WIB, gunung tersebut sedang diliputi awan Cumulonimbus menjulang setinggi 37.000 kaki (11,1 km).
Selama ini kecelakaan pesawat bisa diakibatkan kesalahan pilot, human error lain, cuaca, kegagalan mekanis, sabotase ataupun kejadian lain. Dari berbagai kategori penyebab kecelakaan itu, kesalahan pilot paling dominan. Kesalahan pilot bisa terjadi murni kesalahan sang pengemudi, atau berhubungan dengan masalah cuaca, atau mekanis. Berdasarkan data sebuah situs informasi kecelakaan pesawat komersial tercatat rata-rata 50 persen kecelakaan terjadi akibat kekeliruan pilot.


Pada tahun 1950-an, kejadian murni akibat kesalahan pilot duduk sebagai penyebab teratas dengan 41 persen. Secara bertahap, tiap decade presentasenya naik-turun dari 34 persen, 24 persen, 26 persen, 27 persen, dan terakhir 30 persen. Data ini mengacu pada 1.085 kecalakaan fatal pesawat komersial berpenumpang di atas 18 orang dari tahun 1950-2000-an. Data tak mengikutkan kecelakaan pesawat militer, pribadi, dan helikopter.


Kesalahan pilot berkaitan dengan cuaca dan mekanis berkisar antara 16 – 24 persen. Kesalahan pilot terkait dua hal tadi sejak decade 1950-an hingga 2000-an berturut-turut 16 persen, 22 persen, 19 persen, 20 persen, 24 persen, dan 24 persen.  Adapun human error lainnya berkisar antara 2-9 persen dengan rata-rata tujuh persen.


Faktor di luar human error hanya sedikit terjadi. Kesalahan mekanis menempati posisi kedua setelah kesalahan manusia, yakni rata-rata 22 persen. Cuaca berada di peringkat ketiga dengan rata-rata 12 persen. Sabotase, seperti pada kejadian gedung kembar World Trade Center, rata-rata hanya Sembilan persen. Penyebab lain hanya satu persen saja.


Lalu kapan waktu paling rawan kecelakaan saat berada di pesawat?
Data tersebut menunjukkan sebagian besar kecelakaan terjadi saat pesawat take off dan menjelang landing. Sebanyak 20 persen kecelakaan terjadi jelang take-off, 36 persen menjalang dan saat mendarat. Kondisi lain hanya dibawah 12 persen.
Hari ini tanggal  23 Mei 2012  jenazah di terima oleh Keluarga dari Dep Hub.

Sumber: http:// www.tempo.co/

Sabtu, 19 Mei 2012

Galaksi Cen Taurus dimakan


Foto di bawah ini menampilkan Centaurus A, ‘galaksi radio’ terdekat dengan Bumi, yang saling memakan satu sama lain.

Pakar astronomi kini memperkirakan bahwa Centaurus A terbentuk karena penggabungan dua galaksi berbeda -- dan foto terbaru ini mendukung teori tersebut. Jejak debu dalam foto yang baru dirilis ini diperkirakan adalah sisa-sisa galaksi spiral yang terkoyak-koyak oleh galaksi eliptis raksasa.


 Fenomena ini akan terus terlihat di langit kita dan butuh ratusan juta tahun lagi sebelum 'perebutan galaksi' ini benar-benar menghilang.

Centaurus A terletak sekitar 12 juta tahun cahaya dari Bumi. Ia memiliki pusat lubang hitam dengan massa 100 juta kali lebih besar dari Matahari. Ahli astronomi percaya bahwa lubang hitam inilah yang memproduksi frekuensi radio luar biasa besarnya, sekaligus menghasilkan nukleus yang bercahaya dan fitur-fitur jet.

Teleskop Observatorium Eropa Selatan di Chile menangkap gambar galaksi ini selama 50 jam. Citra-citra yang mereka dapatkan menampilkan detail mengagumkan dari sistem yang sudah dipelajari secara mendalam tersebut.

"Centaurus A ini menarik karena ia adalah galaksi radio terdekat dengan kita, sehingga lebih mudah untuk dipelajari," kata juru bicara Observatorium Eropa Selatan Richard Hook kepada Yahoo! News. "Ada semacam jejak debu di sekitar pusatnya, yang sebenarnya merupakan satu galaksi tersedot oleh galaksi lain."


 "Citra ini sebenarnya punya pencahayaan yang sangat panjang, artinya menunjukkan struktur yang cukup halus. Ini adalah foto terbaik dari sistem Centaurus A yang pernah kami ambil," dia menambahkan.

Centaurus A mendapat nama tersebut karena ia adalah sumber gelombang radio pertama yang ditemukan di konstelasi Centaurus pada 1950an. Centaurus pertama ditemukan oleh astronom Inggris James Dunlop di observatorium Parramatta di Australia, pada 4 Agustus 1826.

Sumber:  Berita Yahoo.com

Selasa, 15 Mei 2012

Chaos di Orion



Bintang Bayi menciptakan kekacauan 1.500 tahun cahaya di awan kosmik Nebula Orion. Empat bintang-bintang besar membentuk daerah kuning terang di tengah gambar ini palsu-warna untuk Space Telescope NASA Spitzer.  



Hijau menunjukkan hidrogen dan gas sulfur dalam nebula, yang merupakan kepompong gas dan debu. Merah dan oranye menunjukkan kaya karbon molekul. Bayi bintang muncul sebagai titik-titik kuning tertanam dalam nebula.

Image Credit: NASA

The Swan bersinar dalam Penerbangan

Sudah ini dikenal sebagai angsa Winging jalan di malam hari, Cygnus konstelasi mudah dilihat di langit musim panas belahan bumi utara. Pandangan baru dari daerah Cygnus-X pembentuk bintang oleh Teleskop Herschel menyoroti jaringan kacau debu dan gas yang mengarah ke situs formasi bintang masif. 



Gambar ini menggabungkan inframerah-jauh data yang diperoleh pada 70 mikron (sesuai dengan saluran biru); 160 mikron (sesuai dengan saluran hijau), dan 250 mikron (sesuai dengan saluran merah). Pengamatan dilakukan pada 24 Mei 2010 dan 18 Desember 2010.


Herschel adalah Badan Antariksa Eropa misi landasan, dengan instrumen ilmu pengetahuan yang diberikan oleh konsorsium dari Eropa institut dan dengan partisipasi penting oleh NASA.

Image Credit: ESA/PACS/SPIRE/Martin Hennemann & Frederique Motte, Laboratoire AIM Paris-Saclay, CEA/Irfu -- CNRS/INSU -- Univ. Paris Diderot, France