Alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan
besar yang disebut ”big bang”, kira-kira 13.7 milyar tahun lalu. Bukti
dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit.
Dan Bumi terbentuk sejak 4,6 milyar
tahun yang lalu. Berikut beberapa teori
terbentuknya tatasurya dan bumi.
Teori
Nebula
Teori
Kabut Kant-Laplace mengemukakan bahwa sejarah terbentuknya bumi berasal dari
gas yang kemudian berkumpul dan membentuk gumpalan kabut raksasa. Kabut raksasa
ini berasal dari gaya tarik-menarik antar gas. kemudian kabut raksasa ini
mengalami perputaran yang sangat cepat.
Akibat
perputaran ini bagian tengah gumpalan kabut raksasa terlempar keluar dan
mengalami pendinginan, yang akhirnya membeku. Bagian-bagian yang terlempar
inilah yang membentuk planet-planet dalam tata surya, salah satunya bumi yang
kita tempati ini.
Teori
Planetisimal Hypothesis
Teori
Planetesimal muncul seabad kemudian setelah Teori Kant-Laplace. Teori ini
digagas oleh Chamberlin dan Moulton. Dalam teori ini diungkapkan bahwa pada
dahulu kala terdapat sebuah matahari yang sudah terbentuk. Kemudian ada suatu
bintang yang sangat besar mendekati matahari ini. Sehingga menyebabkan adanya
daya penarikan oleh matahari.
Akibat
adanya penarikan dari matahari ini, maka timbul suatu ledakan yang besar. Dari
ledakan ini menyebabkan adanya gas yang keluar dari atmosfer matahari yang
akhirnya membeku dan memadat dan disebut planetesimal. Bumi ini merupakan
bagian dari Planetesimal ini.
Teori ini
diungkapkan oleh Forest Ray Moulton pada awal abad ke-20. Dia seorang astronom
Amerika Serikat. Forest mengungkapkan ini bersama seorang ahli geologi bernama
T.C. Chamberlain. Teori Planetisimal berpendapat kalau bumi terbentuk dari gas
yang mengelilingi matahari. Matahari itu terkandung massa gas yang sangat
besar.
Lalu
sebuah bintang dengan kecepatan sangat tinggi mendekat ke matahari tersebut.
Kemudian terjadi tarikan keluar massa gas yang ada didekat matahari, karena
gravitasi yang disebabkan bintang yang melesat tadi. Massa gas itu sebagian
terlempar keluar karena bintang tadi, dan sebagian lagi berputar-putar di
sekitar matahari. Massa gas di seputar matahari tadi, karena perputaran yang
sangat cepat, menjadi dingin dan kemudian menjadi padat. Lalu, benda padat yang
disebut planetisimal itu tarik-menarik lagi, dan membentuk satu kesatuan yang
akhirnya menjadi planet. Bumi termasuk di dalamnya.
Teori
Bintang Kembar
Teori
bintang kembar diungkapkan oleh R.A. Lvttleton, seorang astronom. Teori ini
berpendapat bahwa planet, termasuk bumi, berasal dari perpaduan bintang kembar.
Sebuah bintang itu meledak. Lalu, mengeluarkan banyak material. Material itu
kemudian mengelilingi satu bintang yang tidak meledak, karena daya gravitasi.
Bintang yang meledak dan membentuk banyak material tadi itu merupakan planet,
termasuk bumi. Dan, bintang yang tidak meledak menjadi matahari.
Teori ini
digagas oleh R.A Lyttleton. Teori ini mengemukakan bahwa sejarah terbentuknya
bumi berasal dari adanya pertemuan bintang kembar. Lalu, terjadi ledakan pada
salah satu bintang tersebut. Pecahan-pecahan dari bintang yang meledak tersebut
mengelilingi bintang yang masih utuh.
Hal ini
terjadi karena adanya gaya tarik yang kuat pada bintang masih utuh tadi, saat
ini bintang tersebut dikenal dengan matahari dan pecahan-pecahan bintang yang
telah meledak tersebut adalah planet yang berada dalam tata surya, salah
satunya adalah bumi.
Teori
Tidal
James
Jeans dan Harold Jeffreys merupakan dua orang yang mengemukakan teori Tidal
pada 1918. Tidak berbeda jauh dengan teori sebelumnya, teori Tidal juga masih
berhubungan dengan bintang, matahari, dan gas, yang menjadi “bahan” dasar
terbentuknya bumi. Teori ini mengungkap, ada sebuah bintang besar yang
mendekat ke matahari. Akibatnya, tubuh matahari yang masih dalam bentuk gas,
mengalami pasang surut.
Bintang
yang memiliki massa hampir sama dengan matahari itu menyebabkan matahari
membentuk gelombang-gelombang mirip gunung. Kemudian, gelombang yang menggunung
itu membentuk seperti lidah pijar yang sangat besar. Lidah pijar tadi keluar
mengikuti arah bintang besar. Kemudian, terjadi gas-gas yang merapat dan hasil
jilatan lidah pijar tadi, lalu pecar dan berpencar.
Material
yang terpisah itulah yang membentuk planet-planet. Lalu, planet-planet yang
terbentuk dari hasil bintang besar yang mendekat ke matahari tadi, berotasi
mengelilingi matahari. Di sinilah terjadi proses pendinginan. Bumi kita,
termasuk planet-planet kecil lainnya, terbentuk dari proses pendinginan yang
relatif cepat. Sedangkan planet-planet besar, seperti yupiter, terbentuk dari
pross pendinginan yang lambat.
Teori Big
Bang
Teori Big
Bang mengungkapkan kalau bumi dan tata surya terbentuk dari gumpalan kabut
raksasa, yang awalnya, berputar pada poros yang semestinya. Pembentukan ini
berlangsung puluhan milyar tahun lalu. Lalu, bagian-bagian kecil dari gumpalan
raksasa tadi terhempas keluar. Sedangkan bagian besarnya tetap berkumpul.
Kemudian,
gumpalan raksasa yang menggumpal seperti cakram itu meledak sangat dahsyat.
Lalu, lemparan tadi membentuk nebula-nebula, yang akhirnya menjadi galaksi
karena pembekuan. Bagian yang lebih kecil mengalami pendinginan dan padat,
sehingga membentuk gumpalan. Gumpalan itu menjadi planet-planet, termasuk bumi.
Teori ini
merupakan teori yang paling terkenal dalam kaitannya dengan sejarah
terbentuknya bumi. Menurut teori ini, bumi berasal dari gumpalan kabut raksasa
yang berputar pada porosnya pada milyaran tahun yang lalu. Perputaran tersebut
menyebabkan adanya bagian-bagian kecil yang terlempar keluar dan bagian yang
besar terpusat membentuk putaran raksasa.
Gumpalan
dari putaran kabut raksasa tersebut akhirnya meledak dengan dahsyat yang
kemudian membentuk nebula-nebula dan galaksi. Nebula-nebula tersebut membeku
dan akhirnya membentuk suatu galaksi, yang kita kenal sebagai Galaksi Bima
Sakti saat ini. Sedangkan gumpalan yang ringan dan telempar keluar tadi
akhirnya juga membeku dan membentuk planet-planet kecil, salah satunya adalah
bumi.
Teori terbaru
Dari jurnal science mempublikasikan
teori terbentuknya bumi oleh pakar geokimia, Caroline Fitoussi dan Bernard
Bourdon dari Ecole Normale Superieure de Lyon Prancis. Mereka berpendapat bahwa
bumi terbentuk dari campuran meteorit. Dalam penelitiannya, Fitoussi dan
Bourdon membandingkan isotop rimiti batuan bumi dengan dua jenis batuan
meteorit, yakni enstantite chondrite dan enstatite achondrite.
Selain itu, dibandungkan pula dengan
batuan bulan, Chondrite sendiri merupakan jenis meteorit yang belum pernah
mengalami diferensiasi. Sedangkan enstatie chondrite merupakan jenis meteorit
yang kaya akan mineral enstatite. Kesimpulan analisis ini, bumi dan bulan
mempunyai persamaan, dan kemungkinan material bulan bercampur dengan material
di mantel bumi, sebelum bulan itu terbentuk.
Sumber: Penjelasan dari berbagai
sumber Wikipedia, Ilustrasi photo dari Google photo