Para astronom untuk pertama kalinya menemukan dua
planet asing yang mengelilingi dua bintang: sebuah sistem tata surya yang
lengkap dengan matahari kembar seperti dunia fiksi Luke Skywalker, Tatooine.
Kebanyakan bintang seperti Matahari tidaklah
tunggal, namun ada sepasang yang mengorbit satu sama lain. Para ilmuwan
menemukan planet-planet dalam sistem biner tersebut, yang disebut circumbinary
(planet yang mengelilingi dua bintang) dengan dua matahari seperti Tatooine di
“Star Wars.”
Untuk menemukan lebih banyak planet circumbinary,
astronom menganalisa data dari teleskop ruang angkasa Kepler milik NASA, yang
telah mendeteksi lebih dari 2.300 planet asing potensial sejak Maret 2009.
Kepler sampai saat ini sudah mendeteksi empat sistem tata surya dengan planet
circumbinary — Kepler-16, 34, 35 dan 38.
Para ilmuwan sekarang telah mengumumkan deteksi
sistem Kepler-47, sistem tata surya pertama yang terlihat dengan planet yang
mengelilingi sepasang bintang. Bintang dan planetnya, yang disebut Kepler-47b
dan Kepler-47c, berada pada jarak sekitar 5.000 tahun cahaya, di konstelasi
Cygnus, sang Angsa.
"Kepler-47 menunjukkan kepada kita bahwa
bintang biner dapat memiliki sistem planet yang berkumpul, seperti yang kita
lihat pada bintang tunggal," ujar pemimpin penelitian Jerome Orosz di San
Diego State University kepada SPACE.com. "Sebagian besar bintang-bintang
di galaksi itu biner atau dalam sistem berganda yang lebih banyak lagi,
sehingga fakta bahwa sistem planet tersebut dapat muncul dalam sistem jenis itu
sangat penting. Jika kita hanya membatasi mencari planet di sekitar bintang
tunggal, kita akan melewatkan sebagian besar bintang di galaksi."
Menemukan sistem tata surya "Tatooine"
Planet-planet tersebut terlalu jauh untuk dilihat
dengan mata telanjang. Sebaliknya, keduanya ditemukan karena keredupan cahaya
bintang mereka ketika melintasi, atau transit, di depan bintang itu.
Peredupan itu kecil, hanya 0,08 persen untuk planet
Kepler-47b dan 0,2 persen untuk planet Kepler-47C. Sebagai perbandingan, Venus
menghalangi sekitar 0,1 persen permukaan matahari saat transitnya baru-baru
ini. Data dari Kepler memungkinkan peneliti untuk menyimpulkan ukuran relatif
dari obyek dan orbitnya. Mereka juga mengandalkan pengamatan lebih lanjut yang
dilakukan oleh teleskop di Observatorium McDonald di West Texas.
Salah satu dari bintang tersebut mirip dengan
matahari kita, dan yang lainnya berukuran sepertiga lebih kecil dan 175 kali
lebih redup. Planet dalam berukuran 3 kali diameter Bumi, sedangkan planet
luarnya berukuran 4,6 kali diameter Bumi — planet yang lebih kecil adalah
planet circumbinary terkecil yang pernah terlihat.
Planet dalamnya selesai memutari orbit setiap 49,5
hari, sedangkan yang luar membutuhkan waktu 303,2 hari, membuatnya menjadi orbit
terbesar untuk transit planet di luar sistem tata surya yang pernah diketahui.
Bintang-bintang itu sendiri berputar mengelilingi satu sama lain setiap 7,5
hari.
Para ilmuwan menerbitkan temuan mereka secara online
pada 28 Agustus di jurnal “Science”. Mereka juga akan mengungkapkan hasil
detail pada 29 Agustus di General Assembly of the International Astronomical
Union di Beijing.
Planet di zona layak huni?
Menariknya, planet terluar berada di zona layak huni
sistem tersebut, dengan planet berbatu seperti Bumi yang berada di suhu yang
tepat untuk memiliki air cair di permukaannya.
"Kami telah mengetahui bahwa planet
circumbinary bisa seperti planet-planet di sistem tata surya kita, tapi dengan
dua matahari," kata salah satu penulis studi Joshua Carter di
Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.
Meskipun planet luar mungkin adalah sebuah gas
raksasa yang sedikit lebih besar daripada Uranus dan oleh karena itu tidak
cocok untuk kehidupan, temuan tersebut menunjukkan bahwa planet circumbinary
dapat dan memang ada di zona layak huni.
"Hal yang saya anggap paling menarik adalah
potensi untuk dapat ditinggali dalam sistem circumbinary tersebut," kata
penulis studi William Welsh di San Diego State University. "Kepler-47C
tidak mungkin dapat memiliki kehidupan, tetapi jika planet itu memiliki bulan
yang besar, maka planet itu akan menjadi dunia yang sangat menarik."
Cuaca aneh di planet Tatooine
Planet circumbinary mungkin mengalami perubahan
iklim yang ekstrem.
Di Bumi, matahari adalah sumber cahaya yang relatif
stabil, dengan energi matahari yang kita terima (insolation) hanya bervariasi
sebesar 0,1 persen atau lebih. "Akibatnya, kita tidak perlu khawatir
tentang apa yang matahari lakukan, setidaknya dalam skala waktu beberapa tahun
hingga beberapa dekade," kata Orosz. "Untuk sebuah planet dalam
sebuah sistem biner, mungkin terdapat perubahan dalam insolation sebesar
beberapa persen dalam skala waktu beberapa hari hingga beberapa pekan. Selain
itu, jika sumbu rotasi planet miring, maka itu juga akan berpengaruh. Oleh
karena itu musim sangat cepat berubah dan rumit."
"Juga, katakanlah demi tujuan diskusi kalau
periode rotasi planet itu adalah 24 jam, seperti Bumi," tambahnya.
"Karena Anda memiliki dua matahari, bukan satu, Anda dapat melihat siang
hari lebih dari 12 jam, tergantung pada posisi bintang-bintang saat matahari
terbit atau terbenam."
Selain itu, karena teleskop ruang angkasa Kepler
menemukan bahwa semua planet circumbinary memiliki orbit yang berkaitan erat
dengan orbit yang dimiliki bintang mereka satu sama lain, "Anda akan
sering melihat gerhana matahari," kata Orosz. "Dalam kasus Kepler-47,
ketika bintang sekunder lewat di depan bintang primer, jumlah total cahaya
turun sebesar 15 persen. Hal tersebut akan terjadi setiap 7,5 hari atau
lebih."
Sistem tata surya yang lebih eksotis
Penemuan terbaru tersebut menunjukkan bahwa sistem
planet dapat terbentuk dan bertahan bahkan dalam lingkungan kacau di sekitar
bintang biner.
Para peneliti memperkirakan bahwa planet-planet di
Kepler-47 berasal lebih jauh daripada orbit mereka saat ini, di lokasi di mana
kondisi untuk pembentukan planet raksasa lebih memungkinkan. Mereka kemudian
akhirnya bermigrasi ke dalam karena interaksi dengan cakram gas dan debu yang juga
mengelilingi bintang itu.
"Kami rasa planet-planet tersebut dan sebagian
besar planet-planet lain terbentuk dari cakram puing-puing yang tersisa dari
proses pembentukan bintang," kata Orosz. "Belum jelas bahwa cakram
ini bisa bertahan di dekat sebuah bintang biner yang baru terbentuk, mengingat
gerakan orbital dari dua bintang. Namun, sekarang tampak bahwa terlepas dari
perbedaan-perbedaan kecil dalam jarak orbital, sistem planet di sekitar bintang
biner dapat mirip dengan sistem planet di sekitar bintang tunggal. "
Di masa depan, para peneliti ingin mencari
planet-planet asing yang lebih kecil di sekitar bintang-bintang biner.
"Kemampuan kami terbatas pada pencarian visual
yang sederhana, sehingga kami perlu perangkat lunak yang lebih baik untuk membantu
untuk mengotomatiskan proses," kata Orosz. "Kalau ada lebih banyak
waktu dan data, saya kira kita dapat menemukan lebih banyak sistem planet
circumbinary dalam data Kepler."
Sumber: http://id.berita.yahoo.com/
Oleh Charles Q. Choi | SPACE.com