Senin, 02 Juli 2012

Semut lebih terorganisai bercocok tanam


Adaptasi tingkah laku pada hewan ternyata semakin unik saja. Siapa bilang hanya manusia yang bisa bertani, semut pun mampu bercocok tanam!

Leafcutter Ant. 



Nama ini tidak mengacu pada satu jenis spesies saja, tapi mengacu pada 47 spesies dari genus Atta dan Acromyrmex.
Leafcutter Ant hidup di daerah tropis dan bersifat endemik di benua Amerika bagian selatan dan tengah serta beberapa bagian dari Amerika Serikat.

Simbiosis Mutualisme Semut-Jamur

Keunikan dari grup Leafcutter Ant ini adalah kemampuan mereka untuk menumbuhkan makanan mereka sendiri dengan cara memelihara jamur tertentu di dalam sarang mereka sebagai sumber makanan. Setiap spesies Leafcutter Ant menggunakan jenis jamur yang berbeda, tapi semuanya berasal dari famili Lepiotaceae
.
Lalu bagaimana caranya?

Pertama-tama harus saya jelaskan empat kelas atau kasta yang mereka miliki di antara pekerjanya:


     Minims: pekerja yang memiliki tubuh paling kecil dan bertugas untuk mengurus kebun jamur dan memberi makan larva
    Minors: sedikit lebih besar dari Minims, bertugas sebagai pencari daun sekaligus sebagai pasukan patroli yang menjaga garis pertahanan saat semut pekerja sedang mengumpulkan daun. Semut kasta ini akan menyerang siapapun yang membahayakan kelompok pencari daun dengan brutal dan tampa ampun.
   

Mediae: semut pekerja yang tugas utamanya adalah mencari daun untuk dibawa ke sarang
    Majors: pekerja yang memiliki ukuran paling besar dan bertindak sebagai tentara. Tugasnya adalah menjaga sarang dari serbuan musuh.



Nah, dari keempat kasta itu, yang keluar sarang adalah kasta Minors dan Mediae. Mereka akan membentuk kelompok-kelompok untuk mengumpulkan daun-daun yang mereka temukan.
 


Daun-daun tersebut akan dibawa kembali ke sarang untuk diberikan kepada pekerja Minims.
Selanjutnya seperti cara kita bertani, daun-daun ini akan dijadikan nutrisi bagi jamur-jamur yang mereka tanam.


Nah, setelah beberapa lama jamur akan dipanen dan akan digunakan untuk memberi makan bayi-bayi semut (larva). Semut dewasa sendiri hanya makan sisa-sisa getah daun.
Uniknya lagi, semut-semut ini bersimbiosis pula dengan bakteri tertentu yang sanggup mensekresikan zat yang pada proses selanjutnya digunakan semut sebagai antimikroba sehingga jamur-jamur yang ditanam tersebut bebas dari mikroba-mikroba parasit yang mengganggu. Jamur yang mereka budidaya pun tumbuh dengan subur.


Selain itu, semut-semut ini juga memiliki kepekaan terhadap daun-daun yang cocok bagi jamur yang mereka tanam. Jika seandainya satu jenis daun memberi dampak buruk bagi jamur yang mereka tanam atau membuat jamurnya.

sepertinya kita yang harus mencontoh organisasi semut, agar pertanian dan industri terarah, hutan tidak dirusak, dan lahan subur tidak berubah fungsi menjadi area industri, perumahan dan perkantoran. agar kebutuhan hidup generasi mendatang lebih terjamin. 

sumber:  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar